.feed-links{ display:none;

Rabu, 08 Juni 2016

Puding Lapis Coklat Oreo






Bismillah,
        Jika mendengar kata ini, yang terbersit di benak kita adalah 3 kata ini: lembut, manis dan segar. Tadi, iseng2 mencari tahu tentang asal-usul puding di uncle google dan menemukan sekilas sejarahnya ternyata berkebalikan dari anggapan umum selama ini.
"Puding berasal dari bahasa Perancis boudin yang berarti "sosis darah", daribahasa Latin, botellus yang berarti "sosis kecil". Istilah pudding digunakan Eropa abad pertengahan untuk hidangan dari daging yang dibungkus.
Tidak semua puding rasanya manis,suet pudding (puding lemak) adalah jenis puding yang berisi daging sapi yang dibungkus adonan pai dari tepung terigu bercampur lemak domba atau lemak sapi. Di Britania Raya, istilah pudding sering digunakan untuk hidangan penutup yang dibuat dari telur dan tepung, serta dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang
"(dikutip langsung dari wikipedia)
     Selanjutnya, ada lagi tambahan info menarik lainnya tentang puding yang saya kutip langsung dari ofood berikut ini:
"Sejarawan umumnya sepakat dengan puding pertama yang dibuat oleh koki kuno diproduksi mirip dengan sosis. Puding Inggris diklaim sebagai bagian dari warisan kuliner mereka. Puding Abad Pertengahan (hitam putih) masih kebanyakan berbasis daging. Inggris abad ke-17 puding entah gurih (meat-based) atau sweet (flour, nut & sugar) dan itu biasanya direbus dalam kantong puding khusus. The “pease porriedge“, kebanyakan dari kita tahu sejak dari anak-anak, itu kemungkinan besar puding rebus sederhana dari pease. Pada abad ke-18, puding tradisional Inggris tidak lagi termasuk daging. Puding abad ke-19 masih direbus tapi produk jadi lebih mirip kue. Puding ini masih tradisional yang disajikan pada waktu Natal. Plum Puding (alias puding Natal) adalah contoh utama.
Resep kuno tradisional  lain dari puding adalah Rice Puding, khusus diresepkan bagi kaum muda, tertulis dalam teks-teks medis sebelum muncul dalam buku resep masakan.
Perkembangan puding sudah sangat jauh sekarang. Puding yang kita kenal adalah makanan dengan bahan baku susu (yogurt), tepung maizena, tapioka, atau telur dihidangkan setelah didinginkan lebih dulu, rasanya manis dengan perisa coklat, karamel, vanila, atau buah-buahan. Puding modern selain di atas adalah makanan yang berbahan agar-agar dibuat dengan mencampur agar-agar bersama susu, tepung maizena, atau telur kocok. Puding agar-agar sering dihidangkan dengan saus yang disebut vla
".
       Nah, di negeri kita Indonesia, puding ada berbagai jenis rasa tradisional yang umumnya menggunakan santan, gula merah, campuran daun suji dan pandan, cincau, tape ketan hitam hingga kelapa muda. Terkadang juga ada tambahan buah-buahan yang umumnya dipakai antara lain: jeruk, nenas, mangga, sirsak dan markisa untuk mendapatkan kesan rasa manis segar yang alami.
      Panjangnya cerita di atas sama panjangnya dengan proses pembuatan puding lapis coklat oreo yang akan saya tayangkan kali ini. Meskipun cara membuat puding ini tergolong mudah, namun ya Allah prosesnya lumayan lama dan menghasilkan cucian piring se- anak gunung Krakatau..fiuuh. Tapi, hasilnya sepadan dengan peluh keringat kita. Dua bidadari kecil kami berebutan untuk menyantap puding coklat ini dengan lahap serasa ingin menghabiskan sendiri seloyang..^-^ Maklumlah pada umumnya anak kecil cinta berat dengan namanya coklat dalam bentuk apa pun.
      Sedangkan menurut opini pribadi saya yang sederhana, puding ini teksturnya padat lembut karena penambahan kuning telur dan rasa coklatnya 'rich and strong'(tapi tergantung juga dengan jenis coklat yang dipake) seperti memakan kue coklat tapi bentuknya puding serta diselingi rasa seperti gabus coklat di bagian tengahnya. Honestly, saya lebih suka puding yang lembut lumer, ringan dan segar semacam baby's pudding atau silky pudding yang beraroma buah-buahan.
Overall, jika ingin menyantap puding dengan 'taste' yang agak berat dan tekstur yang padat tapi lembut serta ingin tampilan yang elegan maka puding ini pilihan yang tepat untuk dieksekusi. Tapi, jika Anda penyuka puding yang ringan membelai lidah, lupakan saja resep ini.
      Dalam pembuatannya, saya sempat keteteran untuk menumpuk pudingnya. Bagian atas pudingnya tidak menyatu sempurna dengan bagian puding busanya sehingga sewaktu dipotong ada sebagian yang menyatu tapi sebagian ada juga yang terlepas. Dan kesalahan kedua, saya membagi adonan coklatnya tidak sama banyak porsinya sehingga bagian dasarnya tampak seperti garis saja dan memberi kesan hanya 2 lapis padahal seharusnya 3 lapis.
Agar mendapat hasil yang lebih baik dari saya, ikuti resep dan tips2nya di bawah ini ya...

Puding Lapis Coklat Oreo





Source : Delisa Cake
recook by : Detik Viliana

Bahan-bahan :
 
Lapisan coklat
150 gr gula pasir
1 bks agar2 bubuk plain
30 grcoklat bubuk
800 ml susu cair
2 btr kuning telur (kocok lepas)

Lapisan oreo
100 gr gula pasir
1 bks agar2 bubuk plain
300 ml susu cair
3 btr putih telur
50 gr biskuit oreo tanpa krim (hancurkan kasar)

Cara:
Lapisan Coklat :
1. Campur gula, agar2,coklat bubuk & susu cair. 
2. Aduk rata lalu rebus diatas api kecil hingga mendidih sambil diaduk terus.
3. Ambil 2 sendok sayur adonan agar, campurkan dlm kuning telur. Aduk rata dan masukkan kembali dlm    adonan agar coklat( teknik tempered yang bertujuan agar kuning telur tidak matang dan menjadi bergerindil)
4. Bagi adonan menjadi 2 bagian (little note: sebaiknya ditakar jumlah seluruhnya lalu dibagi 2 sama banyaknya). Tuang sebagian adonan dlm loyang ukuran 28x10x7 cm atau loyang lain yg penting muat utk 1200 ml adonan cair (saya menggunakan loyang segitiga dan menggunakan hanya 1/2 resep)

Lapisan Oreo :
1. Campur gula,agar2 & susu, aduk rata, rebus hingga mendidih sambil diaduk. Sisihkan.
2. Kocok putih telur hingga kaku. Masukkan adonan agar sedikit demi sedikit sampai habis,sambil terus dikocok dg mixer kecepatan rendah. Matikan mixer,masukkan oreo aduk rata.
*little note: ingat.. adonan agar yang dimasukkan ke kocokan telur bukan sebaliknya.
3.Tuang adonan diatas lapisan coklat.Biarkan beku (mestinya setengah beku, agar adonan menyatu sempurna)
4. Panaskan kembali adonan coklat dgn menambahkan 2 sdm air, panaskan dengan api kecil hingga adonan mencair kembali. Tuang adonan di atas lapisan oreo. Dinginkan hingga beku. Potong-potong puding dan siap disajikan.

                        ---Selamat Menunaikan Ibadah Puasa & Semoga Bermanfaat---

Jumat, 03 Juni 2016

The Best Bakwan Sayur



Bismillah,
        Bakwan sayur a.k.a ote-ote a.k.a. heci a.k.a bala-bala merupakan jajanan yang merupakan cemilan yang hampir tiap orang Indonesia mengenalnya. Ketika saya pertama kali tinggal di Serang - Banten, saya sempat bingung dengan penyebutan bakwan kok untuk gorengan yang di tempat asal saya di Surabaya disebut ote-ote. Padahal bakwan kalau di Surabaya merujuk pada penganan sejenis baso yang disuguhkan lengkap dengan kuah dan pelengkapnya.
        Nah, ketika saya di Duri, penyebutan nama gorengan ini juga bakwan sayur. Hanya saja yang membedakan antara bakwan sayur Banten dan Duri terletak pada bentuknya meskipun isiannya sama saja. Bakwan sayur di Banten, bentuknya cenderung tipis-tipis dan iregular (tidak benar2 bundar karena tidak dicetak). Meskipun crispy digigit tapi agak liat teksturnya lebih2 ketika dingin. Sementara di Duri, bentuknya hampir sama dengan yang biasa kita jumpai di Surabaya yaitu bertekstur tebal, membal dan bundar.
       Sebenarnya membuat bakwan sayur adalah hal mudah bagi sebagian orang. Mengingat bahan-bahannya mudah didapat dan tidak perlu memakai ukuran hingga tingkat presisi yang tinggi seperti halnya jika kita membuat kue atau roti. Yah gampangnya pake ilmu kirologi alias cemplang- cemplung pun In syaa Allah juga pasti jadi.
       Saya selalu angkat topi tinggi-tinggi untuk orang-orang yang mahir dengan ilmu kirologi. Saya sendiri, membuat bakwan entah udah berapa puluh kali tapi karena memakai ilmu kirologi hasilnya ya sesuai seperti prakiraan cuaca di TV..lol.  Kalau 'cuaca hati' lagi baik, ya lumayanlah hasilnya. Tapi, kalau 'cuaca hati' sedang buruk bukan cuma bentuknya yang buruk tapi rasa dan teksturnya pun sama buruknya dengan bentuknya.
      Saya sudah menjajal berbagai macam resep dan tips baik yang saya karang indah maupun resep pemberian teman. Bahkan satu kali saya coba resep dengan tambahan tepung beras, hasilnya memang agak crispy. Namun ketika dingin, dia jadi melawan ketika digigit. Saya juga bereksperimen dengan berbagai jenis tepung dari tepung serbaguna hingga tepung protein rendah juga pernah saya utak atik. Dari resep yang tanpa telur hingga tanpa telur juga tak luput dari eksperimen kurang kerjaan saya..Daaan saudara2 hasilnya gak sesuai ekspektasi saya..:(
Hingga satu ketika, saya melihat satu resep Heci di majalah Sedap edisi lawas. Saya perhatikan, disitu digunakan tepung protein tinggi. Sambil mengernyitkan dahi, apa iya gorengan memakai tepung yang umumnya digunakan untuk pembuatan roti??? Karena sudah putus asa dengan berbagai resep kirologi yang gak berhasil untuk saya terapkan, dengan ragu2 saya putuskan mencobanya. Toh, gorengan gak butuh modal banyak dan pasti jadi meskipun entah nanti rasa dan teksturnya.  Lagipula, mana ada sich orang yang menolak disuguhi gorengan??
        Saya ikuti dengan taat sesuai yang tertera di resep (ketahuan banget kalo selama ini gak taat resep..hehehe). Sedikit pun saya tidak mengganti bahan2nya termasuk jenis tepungnya. Daan...Maa syaa Allah hasilnya adalah bakwan sayur seperti yang saya impikan selama ini. 'This is The Best Bakwan Sayur Ever'. Tekstur pinggirannya crispy (kress..kress), tidak terlalu berminyak, dan empuk gurih di tengahnya..Pas banget pokoknya..Daan kabar baiknya, crispy- nya tahan lama dan tetap empuk digigit (tidak seperti kebanyakan bakwan goreng yang terkadang hanya kres2 saat hangat tp setelah dingin jd agak melempem dan liat).
Oh ya, karena kemalasan saya mencetak dan putri2 saya lebih suka bakwan tipis, maka fotonya kurang menarik untuk dilihat. Tolong diabaikan saja ketidakmahiran saya dalam menggoreng bakwan sayur yang bundar dan cantik seperti yang pada umumnya di jual di luaran...hehehe..:)
Bagi yang penasaran, berikut ini resepnya:

The Best Bakwan Sayur

 

Source : Majalah Sedap
Recook by : Detik Viliana 
 
Bahan - bahan:
4 bh bawang merah
2 siung bawang putih
150 gr wortel, parut kasar
200 gr kol, iris tipis2
300 gr tepung terigu protein tinggi
1 btr telur
1 btg daun bawang ukuran besar,iris tipis
450 ml air
2 sdt garam
1 sdt gula
Cara:
1. Haluskan bawang merah dan bawang putih.
2. Masukkan kol dan wortel di wadah.
3. Tambahkan bumbu halus, garam dan gula. Aduk rata.
4. Tambahkan telur dan aduk rata.
5. Tuang terigu lalu air sedikit2 sambil diaduk hingga airnya habis.
6. Aduk hingga tidak ada gumpalan tepung.
7. Goreng di minyak banyak dengan dengan api kecil.

Note:
* Jangan mengurangi takaran air atau mengganti tepungnya dengan jenis yang lain karena akan berpengaruh pada hasil akhir.
* Bagian isi bisa dimodifikasi dengan ketersediaan bahan2 yang ada di rumah. Anda bahkan bisa menambahkan cincangan daging ayam /daging/suwiran ikan yang sudah ditumis sebelumnya untuk menambah nilai gizi.
* Untuk mendapatkan hasil yang lebih crispy, bisa digoreng agak tipis2 saja.
* Agar bentuknya lebih menarik, bisa dicetak dengan sendok sayur lalu diberi topping udang agar lebih cantik dan menambah nilai jualnya.
* Untuk yang dicetak, goreng dengan minyak banyak dengan api kecil agar bagian dalam bisa matang dengan sempurna.

---Semoga Bermanfaat---

Sabtu, 12 Maret 2016

Donat Kentang Sawi Hijau

 DONAT KENTANG SAWI


Bismillah,
           Di hari Jum'at yang cerah jadi juga akhirnya mengeksekusi donat kentang sawi, setelah bergulat dengan kemalasan selama beberapa hari. Padahal kentangnya sudah saya kukus sekitar 2 hari sebelumnya. Ketika melihat resep ini,hal pertama yang membuat saya tertarik adalah warna hijaunya yang alami dari daun sawi. Kebetulan, anak-anak tidak suka dengan sawi yang pahit. Ah kenapa tidak pikir saya untuk memasukkan sawi ke cemilan favorit anak-anak saya. Ide yang kreatif terkadang butuh usaha yang besar pula. Selain mengukus kentang, kita juga mesti merebus sawinya kemudian diblender dan disaring untuk diambil sarinya..*fiuuh betapa ribetnya. Sampai segini, saya mesti mengumpulkan ekstra ' good mood ' dan waktu hingga alhamdulillah terwujud juga. Untuk kemalasan ini, tolong jangan dicontoh ya..^-^
        Sebenarnya keribetan membuat donat kentang sawi hanya terjadi di awal. Setelahnya tidaklah terlampau sulit bagi yang terbiasa membuat donat kentang. Yang mesti diperhatikan dalam membuat donat kentang sawi ini adalah kita mesti berhati-hati untuk menambahkan sari sawinya. Tadi saya kurang cermat membaca resepnya, saya habiskan semua cairannya hingga konsistensi adonan menjadi lembek sementara saya lupa memasukkan kuning telurnya..Ya Allah!(sembari bergumam istighfar berkali2). Akhirnya dengan terpaksa saya tambah sekitar 1-2 sdm terigu sambil terus saya mixer dengan hand mixer. Alhamdulillah konsistensi adonannya cenderung lebih baik meski masih agak lengket di tangan. Kesulitan selanjutnya menurut saya adalah saat proofing harus tepat. Tidak seperti biasanya saat saya membuat donat kentang, yang hanya butuh waktu proofing sekitar 15-20 menit setelah dicetak. Tapi, entah kenapa untuk donat satu ini saya butuh sekitar 45-60 menit untuk membuatnya mengembang. Saya sempat memaksakan diri untuk menggoreng beberapa buah donat yang belum maksimal proofing-nya. Hasilnya adalah 'ring' yang melegenda itu tidak tampak sama sekali. Meskipun hasilnya juga lembut tapi teksturnya jadi agak berat. Analisa sementara saya, kemungkinan proofing lama adalah karena adanya kentang dan sawi menjadikan adonan lebih berat ditambah juga faktor cuaca mendung yang akhir2 ini sering menggelayuti 'kota minyak' ini.
       Jika Anda perhatikan foto donat di atas, tampak terlihat donatnya sampai agak 'mbleyot' *bahasa endi iki seh? hal ini dikarenakan saya mem-proofing adonan hingga maksimal agar hasilnya ringan dengan resiko ketika donat menjadi dingin, kulitnya akan mengkerut (bukan kempis ya..) Ya, semua terserah Anda.
Dalam resep, sawi hijau harusnya 100 gr tapi saya kurangi menjadi 80 gr bukan karena apa-apa tapi dikarenakan stok sawi tinggal 80 gr dan gak mungkin di tengah hutan ini nungguin tukang sayur lewat di depan rumah kecuali kita mau usaha untuk ke pasar untuk beli 20 gr sawi???*gak sebanding kan?..*LOL
Yang pasti, donat ini recommended untuk dieksekusi. Teksturnya lembut kenyal khas donat kentang dan rasa pahit sawi tidak berasa sama sekali. Jadi cocok untuk ibu2 yang buah hatinya susah makan sayur terutama sawi. Menyembunyikan sawi dalam donat. Bukankah ini ide yang menarik??? 




Donat Kentang Sawi
Source: Booklet Koki
Recook by: Detik Viliana

Bahan:
150 gr terigu protein tinggi
50 gr terigu protein sedang
10 gr susu bubuk
1/4 sdt baking powder
1 sdt ragi instan
25 gr gula pasir
100 gr kentang kukus,haluskan
1 butir kuning telur
40 ml air es
100 gr daun sawi hijau potong kasar dan rebus(saya gunakan hanya 80 gr)
25 gr margarin
1/2 sdt garam

Cara:
1. Blender sawi hijau yang sudah direbus dengan 40 ml air es hingga halus. Lalu saring dan sisihkan.
2. Campur jadi satu bahan kering yaitu terigu, susu bubuk,baking powder, ragi instan dan gula pasir. Aduk rata.
3. Tambahkan kuning telur dan masukkan sari sawi sedikit demi sedikit dan uleni hingga setengah kalis(saya gunakan hand mixer)
4. Tambahkan margarin dan garam lalu uleni hingga adonan kalis elastis( saya hanya sampai tahap "circle tear").
5. Proofing adonan dengan ditutup plastik sekitar 20-30 menit (saya butuh waktu 1 jam)/ hingga mengembang 2x.

6. Jika sudah mengembang,kempiskan adonan lalu bagi adonan @40 gr (1 resep jadi 12 bh). Bulatkan/rounding dan diamkan 10 menit.
7. Cetak lalu diamkan lagi untuk proofing ke- 2 sekitar 15 - 20 menit(saya butuh waktu 45-60 menit /hingga mengembang)
8. Goreng di minyak banyak dan menggunakan api kecil.
9. Tiriskan dan beri topping sesuai selera(saya lebih senang dengan taburan gula donat)



 
Selamat Mencoba ^-^